LAPORAN
PRAKTIKUM
AGROKLIMATOLOGI
KELEMBABAN
FERDY OKTAVIYAN
05101007030
PROGRAM STUDI
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
INDRALAYA
2011
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam atmosfer (lautan
udara) senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam udara disebut
kelembaban (lengas udara). Kadar ini selalu berubah-ubah tergantung pada
temperatur udara setempat. Kelembaban udara adalah persentase kandungan uap air
dalam udara. Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uap air yang
terkandung di dalam udara. Total massa uap air per satuan volume udara
disebut sebagai kelembaban absolut. Perbandingan antara massa uap air dengan
massa udara lembab dalam satuan volume udara tertentu disebut sebagai
kelembaban spesifik. Massa udara lembab adalah total massa dari seluruh gas-gas
atmosfer yang terkandung, termasuk uap air;jika massa uap air tidak diikutkan,
maka disebut sebagaimassa udara kering.
Kelembaban adalah persentase kandungan uap air dalam udara.
Semua uap air dalam udara itu berasal dari penguapan sedangkan penguapan itu
sendiri adalah perubahan pase cair menjadi fase uap air yang ringan dan akan
naik ke atmosfir . dalam atmosfir senantiasa terdapat uap air dan kadar uap air
ini selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur udara setempat.
Kelembapan udara
menyatakan banyaknya uap air dalam udara. jumlah uap air dalam udara ini
sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer.
Yaitu hanya kira-kira 2 % dari jumlah masa. Akan tetapi uap air ini
merupakan komponen udara yang sangat penting ditinjau dari segi cuaca dan
iklim.
Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan.
Penguapan adalah perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses
penguapan diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan
panas. Seperti diketahui, penguapan tidak hanya terjadi pada permukaan air yang
terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah dan lebih-lebih
dari tumbuh-tumbuhan. Penguapan dari tiga tempat itu disebut dengan Evapora.
Kandungan uap air atmosfer dapat diperlihatkan dengan
berbagai cara. Tekanan uap yang dinyatakan dalam minibar, tetapi dalam
penggunaanya yang lebih sering, satuan lainya dipakai untuk menyatakan
kandungan uap air. Kelembaban itu di tentukan oleh jumlah uap air yang
terkandung didalam udara. Total uap air per satuan volume. Udara disebut
sebagai kelembaban absolute (absolute humidity, umumnya dinyatakan dalam satuan
kg (m³). Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara lembab dalam
satuan volume udara tertentu disebut sebagai kelembaban spesifik (specific
humidity, umumnya dinyatakan dalam satuan g/kg. Massa udara lembab adalah total
massa dari seluruh gas-gas atmosfir yang terkandung, termasuk uap air. Jika
massa uap air tidak diikutkan, maka disebut sebagai udara kering (dari
air).
B.
Tujuan
Dalam
praktikum agroklimatologi mengenai suhu ini, memiliki tujuan yaitu untuk
mengenal alat-alat yang digunakan dalam mengukur kelembaban. Serta untuk
menentukan hasil pengamatan mengamati nilai kelembaban di lapangan.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Kelembapan udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara.
jumlah uap air dalam udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja
dari seluruh atmosfer. Yaitu hanya kira-kira 2 % dari jumlah masa. Akan
tetapi uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting ditinjau dari
segi cuaca dan iklim ( Guslim, dkk., 1987 ).
Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan.
Penguapan adalah perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses
penguapan diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan
panas. Seperti diketahui, penguapan tidak hanya terjadi pada permukaan air yang
terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah dan lebih-lebih
dari tumbuh-tumbuhan. Penguapan dari tiga tempat itu disebut dengan Evapora
(Karim,1985).
Kandungan uap air atmosfer dapat diperlihatkan dengan
berbagai cara. Tekanan uap yang dinyatakan dalam minibar, tetapi dalam
penggunaanya yang lebih sering, satuan lainya dipakai untuk menyatakan
kandungan uap air ( Guslim, 2009 ).
Pendekatan
gravimetric dilakukan dengan menggunakan bahan padat penyerap uap air (solid
desiccant). Perbedaan berat bahan ini sebelum dan sesudah
ditempatkan pada udara dengan volum yang diketahui merupakan berat uap air yang
terkandung dalam udara yang akan diukur tersebut. Data yang
diperoleh adalah kerapatan uap air atau kelembaban absolut. Kelembaban relatif dapat dihitung dengan terlebih
dahulu mengetahui tekanan uap air pada kondisi jenuh. Pendekatan
gravimetri merupakan pengukuran langsung untuk kelembaban udara dan dijadikan
patokan untuk kalibrasi instrumen-instrumen pengukuran kelembaban udara lainnya
(Benyamin Lakitan, 2002).
Secara makro kelembaban Nisbi (RH)
umumnya tinggi pada pusat-pusat tekanan rendah berkaitan dengan naiknya massa
u8dara sebagai salah satu syarat pembentukan awan dan hujan. Karena banyak
hujan maka banyak air yang dapat diuapkan sehingga daerah tersebut menjadi
relative lembab. Kelembaban Nisbi tertinggi terjadi di daerah ITCZ karena
penguapannya yang tinggi akibat penerimaan energi radiasi surya yang besar
sepanjang tahun. Sebaliknya, pada pusat-pusat tekanan tinggi, disamping jarang
hujan, kelembaban nisbi yang rendah disebabkan massa udara yang turun membawa
udara kering karena uap air sudah terkondensi menjadi awan di tempat lain
(Handoko, 2002).
Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai
dengan keinginan. Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip
kesetaraan potensiair antara udara dengan larutan atau dengan bahan padat
tertentu. Jika ke dalam suatu ruang tertutup dimasukkan larutan, maka air dari larutan
tersebut akan menguap sampai terjadi keseimbangan antara potensi air pada udara
dengan potensi air larutan. Demikian pula halnya jika hidrat kristal
garam-garam (salt cristal bydrate) tertentu dimasukkan dalam ruang
tertutup makaair dari hidrat kristal garam akan menguap sampai terjadi
keseimbangan potensi air ( Benyamin Lakitan, 1994 ).
Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara.
Jumlah uap air dalam udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja
dari seluruh atmosfer uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting
ditinjau dari segi cuaca dan iklim.
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara
yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif)
maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air
(dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volume.
Kelembaban nisbi membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan
keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas
udara untuk menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh
suhu udara. Sedangkan defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap
jenuh dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban udara
tersebut mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang
dibahas( Handoko, 1994 ).
Kelempan adalah banyaknya uap air yang ada
diudara meskipun uap airnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari
atmosfer , rata-rata kurang lebih dari 2 % masa keseluruhan. Total masa uap air
per satuan volume udara disebut kelembapan absolut ( absolute humidity )
umumnya dinyatakan dalam satuan kg/m3 ( Hanum, 2009 ).
Keadaan kelembapan diatas permukaan bumi berbeda-beda. Pada
umumnya, kelembapan tertinggi ada di khatulistiwa sedangkan terendah ada pada
lintang 40o daerah
rendah ini disebut horse latitude, curah hujanya kecil ( Kartasapoetra,
2004 ).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air diudara
yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif)
maupun defist tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandugan uap air (dapat
dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) persatu air aktual dengan
keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas
udara untuk menampung uap air tersbeut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh
suhu udara. Sedangkan deficit tekanan uap air adalah slisih antara tekanan uap
jenuh dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban udara
tersebut mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang
dibahas. Sebagai contoh, laju penguapan dari permukaan tanah lebih ditentukan
oleh deficit tekanan uap air daripada kelembaban mutlak maupun nisbi. Sedangkan
pengembunan akan terjadi bila kelembaban nisbi telah mencapai 100% meskipun
tekanan uap air aktualnya relatif rendah (Dendy Wahyudi, 2011).
Alat meteorologi umumnya ada dua
macam yaitu jenis biasa bukan pencatat dan jenis pencatat. Contoh jenis alat
biasa adalah termometer, barometer, pluviometer, psikromrter, dan sebagainya.
Alat pencatat misalnya termograf, barograf, pluviograf, hidrograf dan
sebagainya. Untuk jenis alat pencatat biasanya dilengkapi dengan jam (waktu)
dan pias (chart) yang diganti tiap hari untuk pias harian dan tiap minggu untuk
pias mingguan. Biasanya pias ini dilengkapi dengan pias yang pembuatannya
biasnya didasarkan pada bentuk dan cara membersihkan pena. Jumlah uap air yang
ada dalam atmosfer dinyatakan dengan berbagai macam ukuran , yaitu : Kelembaban
specifik (p), kelembaban Nisbah campuran (r) dan kelembaban nisbi (relative
humidity, RH)
Kelembaban specifik adalah perbandingan antara masa uap air
(mv) dengan masa udara lembab, yaitu massa udara kering (md)
bersama-sama uap air tersebut (mv). Tetapi bila masa uap air
tersebut hanya dibandingkan dengan massa udara kering maka disbut nisbah
campuran, yang dilambangkan dengan r.
Kelembaban nisbi merupakan perbandingan antara kelembaban
aktual dengan kapasitas udara untuk menampung uap air. Bila kelembaban aktual
dinyatakan dengan tekanan uap aktual (ea), maka kapasitas udara
untuk menampung uap air tersebut merupakan tekanan uap jenuh (es) .
Sehingga kelembaban nisbi (RH) dapat dituliskan dalam (%) sebagai berikut :
RH = 100 ea/es
Bila RH 100% maka tekanan uap aktual akan sama dengan
tekanan uap jenuh. Tekanan uap jenuh tergantung oleh suhu udara. Semakin tinngi
suhu udara maka kapasitas untuk menampung uap air atau es meningkat.
Oleh sebab itu pada ea yang tetap, RH akan lebih kecil bila
suhu udara meningkat dan sebaliknya RH makin tinggi bila suhu udara lebih
rendah.
Ada beberapa prinsip yang digunakan dalam pengukuran
kelembaban udara yaitu
(1) Metode pertambahan panjang dan
(2) Berat, pada benda-benda higroskpis, serta
(3) Metode termodinamika. Alat pengukur kelembaban
udara secara umum disebut hygrometer sedangkan yang menggunakan metode
termodinamika disebut psikometer (Dendy Wahyudi, 2011).
III.
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan
pada hari jum’at, tanggal 27 mei 2011,
pukul 17.00 wib – 18.00 wib, dan pada hari sabtu, tanggal 28 mei 2011, pukul
06.00 wib -12.00 wib di Agro Techno Park 1 daerah Gelumbang Sumatera Selatan.
B.
Alat
dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan adalah pengamatan kelembaban nisbi adalah Psikrometer (termometer bola basah dan
termometer bola kering), tabel pengamatan dan alat-alat tulis.
C.
Cara
Kerja
Cara kerja dalam praktikum kelembaban udara ini adalah
sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan
bahan yang akan digunakan
2.
Psikrometer (termometer bola basah dan termometer bola kering) dipasang sehari
sebelum pengamatan dilakukan, hal ini dilkukan agar data yang diperoleh pada
saat pengamatan dapat akurat.
3.
Pengamatan dilakukan secara berkala, setelah pengamatan awal dilakukan
pengamtan selanjutnya dilakukan setelah 30 menit pengamatan pertama. Dan
dilakukan secara terus-menerus sampai batas waktu yang telah ditentukan.
4. Catat hasil pengamatan pada lembar kerja.
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Berikut adalah tabel hasil pengamatan pada praktikum
kelembaban udara:
Jam
|
Kelembaban Nisbi
|
KR %
|
|
Suhu BK
|
Suhu BB
|
||
17:00
|
30,03
|
28,9
|
91%
|
17:30
|
29,2
|
28,4
|
90%
|
18:00
|
-
|
-
|
-
|
06:00
|
24
|
24
|
100%
|
06:30
|
25
|
25
|
100%
|
07:00
|
25,1
|
24,9
|
100%
|
07:30
|
26
|
24,3
|
86%
|
08:00
|
26,1
|
25,3
|
95%
|
08:30
|
28
|
26,8
|
91%
|
09:00
|
28,3
|
27
|
-
|
09:30
|
28,3
|
27,2
|
100%
|
10:00
|
28,2
|
28,2
|
87%
|
10:30
|
30,2
|
28,6
|
87%
|
11:00
|
31
|
28,6
|
87%
|
11:30
|
33
|
28,4
|
63%
|
12:00
|
32,5
|
29,1
|
76%
|
B.
Pembahasan
Pada praktikum ini kami dari
kelompok II mengambil sampel pengamatan kelembaban nisbi pada pukul 17.30 WIB,
dan pukul 09.00 WIB, dan diperoleh hasilnya sebagai berikut suhu bola kering
pada pukul 17.30 WIB yaitu sebesar 29,2,
suhu bola basah sebesar 28,4.
Sedangkan pengamatan pada pukul 09.00 WIB, didapati suhu bola kering sebesar 28,3 dan
suhu bola basah sebesar 27.
Data-data yang lengkap dan akurat tersebut hanya bisa didapatkan dengan cara
melakukan pengamatan langsung. Tentu saja dibantu dengan beberapa alat
meteorologi yang mempunyai fungsi dan kegunaan tertentu. Selain itu,
pelaksanaan pengambilan data dengan menggunakan alat khusus tentunya dibutuhkan
suatu keahlian menggunakan alat agar data yang diambil
lebih akurat dan akurat.
Dalam bidang pertanian kelembaban udara biasanya digunakan untuk
meningkatkan produktifitas dan perkembangan tumbuhan budi daya. Dengan
mengetahui kelembaban udara yang ada dilingkungan tempat yang akan di tanam
tumbuhan, kita dapat menentukkan pemilihan jenis tanaman yang sesuai, misalnya
tanaman bakau yang ditanam pada daerah yang berkelembaban tinggi, bakau
tersebut akan berkembang dan berproduktifitas dengan maksimal, sebaliknya jika
bakau tersebut di tanam pada daerah yang mempunyai kelembaban yang rendah maka
bakau tersebut tidak akan berproduktifitas dan berkembang secara maksimal.
Ada tiga macam
pendekatan udara yang digunakan dalam bidang pertanian diantaranya kelembaban
mutlak, kelembaban spesifik dan kelelembaban relative udara yang menyatakan
nilai nisbi antara uap air yang terkandung dan daya kandung maksimum uap air
diudara pada suatu suhu dan tekanan tertentu, yang dinyatakan dalam persen (%).
Alat yang digunakan dalam
pengamatan kelembaban nisbi adalah psikrometer (termometer bola basah dan
termometer bola kering). Prinsip kerja yang digunakan psikrometer adalah
didasarkan pada prinsip termodinamika, terutama tentang hubungan suhu dan
tekanan jenuh udara.
Pembacaan alat ini yaitu
berdasarkan suhu yang ditunjukkan oleh bola basah dan bola kering, maka dapat
diketahui selisih suhu antara bola kering terhadap bola basah. Nilai selisih
ini kemudian menghasilkan presentase kelembaban nisbi dengan bantuan tabel
kelembaban atau mistar geser Relatif Humidity (RH). Jika semua syarat
penggunaan terpenuhi, maka psikrometer mempunyai ketelitian yang tinggi
sehingga alat ini lebih sering digunakan dibandingkan dengan higrometer maupun
higrograf. Alat ini ditempatkan dalam sangkar meteorologi dalam kedudukan
tegak. Salah satu bola termometernya terbuka dan disebut termometer bola kering
dan yang lainnya bola termometer dibungkus dengan kain kasa. Ujung dari kain
kain kasa ini dimasukkan ke dalam bejana yang diisi dengan air
suling (aquadest).
Kelembaban
nisbi atau kelembaban relatif, yaitu bilangan yang menunjukkan berapa persen
perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara dan jumlah uap
air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut
Secara makro kelembaban Nisbi (RH)
umumnya tinggi pada pusat-pusat tekanan rendah berkaitan dengan naiknya massa
u8dara sebagai salah satu syarat pembentukan awan dan hujan. Karena banyak
hujan maka banyak air yang dapat diuapkan sehingga daerah tersebut menjadi
relative lembab. Kelembaban Nisbi tertinggi terjadi di daerah ITCZ karena
penguapannya yang tinggi akibat penerimaan energi radiasi surya yang besar
sepanjang tahun. Sebaliknya, pada pusat-pusat tekanan tinggi, disamping jarang
hujan, kelembaban nisbi yang rendah disebabkan massa udara yang turun membawa
udara kering karena uap air sudah terkondensi menjadi awan di tempat lain.
kelembaban
nisbi merupakan perbandingan jumlah uap air yang ada diudara dengan nilai jenuh
udara pada suhu dan tekanan tertentu. Satuan dari kelembaban nisbi adalah
persentase. Kelembaban nisbi suatu lapisan udara pada suatu daerah tertentu
dapat diukur menggunakan suatu alat yang disebut psikhrometer. Kelembaban nisbi
berhubungan erat dengan suhu udara, karena suhu udara menentukan kemampuan
udara memegang uap air.
Kelembaban nisbi merupakan perbandingan antara kelembaban
aktual dengan kapasitas udara untuk menampung uap air. Bila kelembaban aktual
dinyatakan dengan tekanan uap aktual (ea), maka kapasitas udara
untuk menampung uap air tersebut merupakan tekanan uap jenuh (es) .
Sehingga kelembaban nisbi (RH) dapat dituliskan dalam (%) sebagai berikut :
RH = 100 ea/es
Bila RH 100% maka tekanan uap aktual akan sama dengan
tekanan uap jenuh. Tekanan uap jenuh tergantung oleh suhu udara. Semakin tinngi
suhu udara maka kapasitas untuk menampung uap air atau es meningkat.
Oleh sebab itu pada ea yang tetap, RH akan lebih kecil bila
suhu udara meningkat dan sebaliknya RH makin tinggi bila suhu udara lebih
rendah.
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas
dan berdasarkan pengamatan dalam praktikum agroklimatologi tentang kelembaban
ini, maka didapatkan kesimpulan yaitu:
1.
Pada pengukuran kelembaban udara, jika suhu suatu daerah itu naik,
maka RH akan turun. begitu juga sebaliknya, jika suhunya turun, maka RH akan
naik.
2.
Dari hasil percobaan di lapangan, bahwa tinggi rendahnya
kelembaban relative tersebut dipegaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu
jumlah vegetasi yang hidup pada daerah tersebut.
3. Kelembaban udara adalah tingkat
kebasahan udara karena dalam udara air selalu terkandung dalam bentuk uap air.
4.
Alat yang digunakan dalam
pengamatan kelembaban nisbi adalah psikrometer (termometer bola basah dan
termometer bola kering).
5.
Termometer
bola basah merupakan termometer yang berisikan air raksa yang diberi warna yang
didalam tabung. Dengan skala pengukuran suhu yang tepat.
B.
Saran
Praktikum
agroklimatologi ini merupakan praktikum yang termasuk antusias para praktikannya
tinggi. Sehingga dalam praktikum mengenai kelembaban ini sebaiknya para
praktikan lebih tertib, agar para praktikan satu dan yang lainnya dapat
mengamati secara lansung satu persatu alat dengan jelas.
DAFTAR
PUSTAKA
Lakitan,
Benyamin, 1994. Dasar-dasar
Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Handoko. 1986. Pengamatan
Unsur – Unsur Cuaca di Stasiun
Klimatologi Pertanian . Jurusan Geofisika
dan Meteorologi FMIPA-IPB : Bogor.
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-unsur
iklim. PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
Hanum, C. 2009. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Program Studi Agronomi,
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Handoko,
2003, Klimatologi Dasar, Bogor : FMIPA-IPB.
Guslim. 2009. Agroklimatologi. USU Press. Medan.
Guslim, O.K Nazaruddin H, Roeswandi,
A. Hamdan, dan Rosmayati. 1987. Klimatologi
Pertanian. USU Press. Medan.
Karim, K. 1985. Diktat Kuliah Dasar-Dasar Klimatologi. Diterbitkan dengan Biaya
Proyek.
Lakitan,
Benyamin. 2002. Dasar-Dasar Agroklimatologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Kartasapoetra, A.G. 2004. Klimatologi : Pengaruh iklim Terhadap Tanah
dan Tanaman Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar